Rabu, 07 Desember 2011
Selasa, 06 Desember 2011
Tafsiran Mars PLH
MARS PLH SMAN 8 PekanbaruCiptaan: Drs. Oan Hasanuddin RO. Mkp.
Aransemen: F. Ilham, S.pd
Tuhan cipatakan alam nan indah
Manusia penerima amanah
Wahana karya bernilai ibadah
Ambil manfaat jangan serakah
Tafsiran:
Tuhan Sang pencipta telah membentuk semesta tempat semua maklhuk yang diciptakaNya tinggal.
Kita manusia yang diciptakanNya harus sadar bahwa Tuhan memberi alam ini untuk kita jaga.
Alam yang diciptakannya ini merupakan tempat kita untuk melangsungkan hidup dan juga sebagai tempat kita menyembah Tuhan dalam makna bersyukur padaNya.
Maka dari itu alam semesta yang diciptakanNya ini memiliki nilai yang sangat berharga, tetapi tidak akan dapat bertahan jika tanpa usaha dari manusia untuk mempertahankannya. Salah satu cara mempertahankannya adalah dengan membatasi diri kita agar menjadi tidak tamak.
Karya agungNya teramat luhur
Semua makhluk hidup makmur
Amal berkah tumbuh subur
Jagad raya syujud syukur
Tafsiran:
Sekali lagi kita diingatkan bahwa karya Tuhan Sang Pencipta itu sangat berharga dan merupakan pilar hidup makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia.
Dengan adannya alam semesta ciptannya ini kita dapat hidup serba berkecukupan bahkan dapat dikatakan lebih.
Dengan berkah yang diberikanNya pada kita ini, kita dapat mengolah alam semesta ini dengan semaksimal mungkin.
Dengan mengetahui hak yang dilimpahlkanNya ini, kita harusla tahu diri dan bersyukur dengan dengan segenap hati kita. Bukan hanya itu saja, kita bahkan harus mengutamakan agama dalam kehidupan kita dan tidak boleh melupakannya di mana pun kita berada.
Buma buha mata
Buka hati buka mata
Memelihara alam titipan Allah
Tafsiran:
Kita harus peduli kepada alam yang diciptakan Tuhan, dengan cara membuka pikiran kita dan mau tahu apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita dan mau memikirkannya dan bertindak untuk melindunginya.
Alam tempat kita tinggal sekarang ini hanyalah dtitipkan, suatu saat akan datang masanya alam ini akan kembali ke tangan Tuhan. Oleh karena itu kita harus menjaganya selagi masih kita tempati dan merasa bersyukur .
alam yang kita jaga ini harus kita sayangi dengan sangat dengan memperhatikan semua bagiannya, baik dari hal yang terkecil higga yang terbesar.
Jagalah mata jagalah hati
Ayunkan tangan langkahkan kaki
Memelihara alam titipan Ilahi
Cermin insan khalifah Fil-Ardhi
Tafsiran:
Setiap manusia pasti memiliki ketamakan di dalam diri mereka, tetapi demi manjaga alam yang sangat berharga ini, kita haruslah menahan diri dam selalu memntingkan ala mini. Kita haruslah hidupi dengan sederhana searus dengan alam. Hidup yang sederhana itu bukanlah yang menyiksa, malah akan membuat hidup kita damai, jika dibandingkan dengan hidup disertai ketamakan untuk mengeksploitasi ala mini
Untuk memelihara ala mini, kurang cukuplah bila hanya disertai dengan pemikiran saja, semua itu harus ditunjukkan dengan perbuatan, oleh karena itu bila kita peduli pada lingkungan ini maka kita harus turun tangan dalam menjaganya.
Karena ulah tangan manusia
Darat dan laut rusak binasa
Warisan anak cucu tak tersisa
Bencana alam di mana-mana
Tafsiran:
Bagaimanapun kita berusaha untuk menjaga alam, kita akan tetap memiliki hasrat untuk menjadi tamak. Akibat dari ketamakan kita itu, yang mendapat akibatnya pastilah alam yang telah dititipkan Tuhan pada kita ini. Jika kita tidak peduli pada alam dan terus menerus mengambil tanpa belas kasihan, maka yang mendapat dampaknya kelak adalah anak cucu kita juga, mereka akan menjadi sengsara akibat perbuatan kita, oleh karena itu kita harus memikirkan setiap langkah dari perbuatan kita terhadap alam
Jiwa siswa sma 8
Dan pendidikan lingkungan hidup
ecological youth environmental source
siswa peduli llingkungan hidup
cermin insan khalifah Fil-Ardhi
Tafsiran:
Sebagai siswa sma 8 yang mengedepankan lingkungan, maka kita harus membawa semangat sebagai murid sekolah ini dan menjaga lingkungan dengan bekal ilmu yang diberikan sekolah ini terhadap kita. Dengan bekal ini, kita pastilah menjadi lebih ke depan dalam kepedulian terhadap lingkungan. Kita juga harus mempromosikan hal ini kepada masyarakat dunia.
Selasa, 29 November 2011
Hazard
Objek : Penjual Sate
2. Bentuk analisa semikualitatif
1. Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan
Jenis Bahaya | Risiko | Konsekuensi |
Faktor fisik § Pencahayaan yang kurang § Suhu panas | § Visual acut § Biang keringat, Dehidrasi | § Sakit kepala, § Kelelahan. |
Faktor Biologis § Bakteri § Virus § Jamur | § Infeksi § Infeksi § Infeksi | Penyakit seperti biang keringat, flu |
Faktor ergonomic § Berdiri terlalu lama pada saat | § Musculoskeletal § Musculoskeletal § Somatopsikis | Varises. |
Faktor Psikososial § Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. | § Stress § Stress | § Mialgia, loss concentration. § Pusing § Lemah, palpitasi, pingsan. |
2. Bentuk analisa semikualitatif
Tingkat Keparahan | Kemungkinan Terjadi | ||||
Jarang Terjadi (1) | Kurang mungkin terjadi (2) | Mungkin terjadi (3) | Sangat Mungkin terjadi (4) | Hampir Pasti terjadi (5) | |
(1) Tidak ada pengaruh | |||||
(2) Pengaruh sangat ringan | § Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. (2) | ||||
(3) Pengaruh ringan | § Pencahayaan yang kurang § Suhu panas (6) | § Berdiri terlalu lama. | |||
(4) Pengaruh serius | § Virus § Bakteri § Jamur (16) | ||||
(5) Pengaruh fatal |
3. Evaluasi Resiko
Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:
NO. | HAZARD | SKOR | TAFSIRAN |
1. | § Virus, bakteri, jamur | 16 | § Sangat mungkin terjadi § Pengaruh serius |
2. | § Berdiri membungkuk terlalu lama pada saat membekam. | 15 | § Hampir pasti terjadi § Pengaruh ringan |
3 | § Pencahayaan yang kuran § Suhu panas | 6 | § Mungkin terjadi § Pengaruh ringan |
4 | Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. | 2 | § Jarang terjadi § Pengaruh sangat ringan |
4. Pengendalian Resiko
NO. | HAZARD | PENGENDALIAN |
1. | § Virus, bakteri jamur | § Peralatan harus disterilisasi dengan sempurna. . § Wajib memakai sarung tangan dan masker. |
2. | § Berdiri terlalu lama | § Wajib ada kursi duduk untuk juru bekam. § Relaksasi jari-jari tangan, pergelangan tangan dan seluruh tubuh secara berkala misalnya setiap 30 menit. |
3 | § Pencahayaan yang kurang § Suhu panas | § Dipasang lampu listrik yang memadai. § Minimal harus ada kipas angin. |
4 | Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. | § selalu ada jadwal istirahat atau relaksasi setiap 30 menit selama 5 menit. |
Selasa, 15 November 2011
BANJIR / FLOOD
INDONESIA memang merupakan salah satu negara langganan banjir, apalagi JAKARTA. Rasanya ada yang mengganjal di hati jika satu bulan saja ibukota negara kita itu tidak dilanda banjir #eh. Bukannya menjelek-jelekkan negara sendiri, tetapi itulah masalah lingkungan yang paling sering dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Pemerintah sudah sering melakukan upaya-upaya untuk mencegah banjir, bukan hanya di Jakarta saja, tetapi juga di daerah-daerah lain yang rawan banjir. Walaupun begitu, sebenarnya usaha pemerintah tersebut hanya berhasil 20% saja dari keseluruhan solusi, 80% lainnya haruslah berasal dari masyarakat itu sendiri. Namun mengingat karakter bangsa kita yang BEBAL, TIDAK MAU TAHU, dan MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI, maka Indonesia seakan-akan ingin mendapatkan predikat sebagai NEGERI BANJIR. Malu kawan, malu!!! Ya sudahlah, kita sebagai orang-orang Indonesia yang sadar akan lingkungannya lebih baik terus berusaha for the greater good, okay?
Di antara semua banjir di Indonesia, ada satu peristiwa banjir yang menarik perhatian saya selama 5 tahun terakhir, yaitu BANJIR JAKARTA 2007.
Kata temen saya yang kebetulan dijulukin WIKIPEDIA BERJALAN, Banjir Jakarta 2007 itu adalah bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada 1 Februari 2007, malam hari. Kebayang gak, di saat semua orang lagi pada tidur tiba-tiba terjadi bencana, ngeri banget. Untung aja nggak bencana tsunami, karena itu sebelum tidur saya selalu berdoa meminta perlindungan dari Tuhan sepanjang istirahat saya, hehehe. Kembali ke laptop, bencana banjir ini mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam #wah hingga kedalaman 5 meter di beberapa titik lokasi banjir. Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik BMG bilang kalo hujan malam itu mencapai rata-rata 235mm, sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen. Dalam bencana banjir ini, dikatakan oleh berita, “…sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis di Jakarta mencapai 4,3 triliun rupiah”. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari internet dan berbagai sumber lainnya, sebab utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi, dan musim hujan Indonesia mulai bulan Desember dan berakhir pada Maret 2007. Pada saat itu, intensitas hujan mencapai puncaknya pada bulan Februari dengan intensitas terbesar di akhir bulan.
Seluruh aktivitas di kawasan tergenang lumpuh. Jaringan komunikasi juga terganggu serta listrik yang padam di sejumlah daerah. Puluhan ribu warga dan daerah sekitarnya terpaksa mengungi di posko-posko terdekat. Sebagian lainnya masih terjebak di dalam rumah yang sekelilingnya digenangi air hingga 2-3 meter. Meraka gak bisa nyelamatin diri karena regu penolong yang gak datang-datang juga. Setelah kejadian banjir, penyakit infeksi aluran pernapasan, diare, dan penyakit kulit menjangkiti warga Jakarta, terutama yang berada di pengungsian. Ini disebabkan keadaan sanitasi dan cuaca yang buruk. Ditemui pula beberapa kasus demam berdarah dan leptospirosis sebagai akibat genangan air air pasca banjir. Untuk mengetahui peristiwa lengkap silahkan temen-temen cari di Wikipedia.
Nah, saya membuat postingan ini bukan cuma untuk ngasih tau sama temen-temen tentang banjirnya doing *kalo itu sih anak TK juga bisa*. Saya juga ingin memberitahukan kepada temen-temen bagaimana solusi yang terbaik untuk bencana banjir berdasarkan pandangan subjektif saya J. Dalam penyelesaian masalah, saya biasanya menggunakan empat alternatif *cara yang sama dengan guru pembimbing saya* yaitu preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (perbaikan), dan promotif (anjuran + fasilitas). Kalo diliat dari kejadian di atas, sebelumnya saya akan melakukan pencegahan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan *simpel banget kan*, tetapi kebanyakan orang Jakarta dan MANUSIA MODERN lainnya kurang peduli dengan lingkungan mereka. Padahal kalo mereka mau respect sama lingkungan toh mereka juga yang mendapatkan kebaikannya ‘kan? Banyak dari mereka yang membuang sampah ke sungai dan waduk yang ada di Jakarta, sehingga pada saat hujan deras, air di dalam sungai dan waduk itu akhirnya membludak keluar dan membanjiri tempat tinggal mereka. Menurut saya, cara preventif merupakan yang paling baik dari keempat cara karena dilakukan sebelum hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi, selain itu pencegahan juga minim korban, minim kerusakan, dan minim biaya.
Cara kedua adalah dengan mengobati. Memang, cara ini dengan terpaksa dilakukan ketika banjir atau bencana lingkungan lainnya sudah terjadi -_-“. Banjir dapat diatasi dengan cara mengevakuasi penduduk yang terekena banjir, menurut saya sih hanya ini yang bisa dilakukan. Pemerintaha atau pihak yang bersangkutan bisa memindahkan penduduk ke tempat yang lebih aman atau lebih tinggi. Cara kuratif juga dapat dilakukan dengan mengirim regu penolong. Sebagai info tambahan, saya ingin memberitahu kalo permukaan tanah Jakarta itu berbentuk CEKUNG atau MENJOROK KE DALAM dibanding dengan daerah sekitar. Karena itu jika misalnya Bogor mengalami hujan, maka air hujan tersebut akan turun ke wilayah Jakarta sehingga menyebabkan banjir *begitulah kira-kira kalo dijelaskan secara sederhana*. Selanjutnya ada cara rehabilitatif (perbaikan). Karena banjir pada umumnya berakibat gangguan komunikasi dan listrik serta lalu lintas, maka dapat segera dilakukan upaya perbaikan jaringan komunikasi dan jalur darurat bagi kendaraan, untuk menghindari kemacetan lalu lintas.
Yang terakhir ada cara promotif, yaitu dengan memberikan anjuran atau fasilitas, alternatif ini memang agak mirip dengan preventif, namun perbedaan terletak di mana pada cara ini, kita tidak berperan langsung dalam pencegahan, melainkan melalui perantara seperti iklan, nasihat, spanduk, dan pemberitahuan mengenai bahaya banjir dan cara pencegahannya. Sedangkan untuk fasilitas, penata kota bisa menyediakan taman dan tong sampah di setiap tempat yang sudah diklasifikasikan menjadi ORGANIK, ANORGANIK, dan KERTAS, sehingga mencegah pembuangan sampah sembarangan dan mempermudah pemisahan sampah.
Saya rasa sekian saja. TERIMA KASIH!!
sumber: Wikipedia
Selasa, 02 Agustus 2011
Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan dan Pendidikan Non Formal
Saya baru pertama kali mengenal judul di atas ketika guru saya menjelaskan mengenai pembangunan berkelanjutan. Kami pun diberi tugas untuk mencari materi mengenai itu. Akhirnya ketika saya cari referensi dari berbagai sumber, saya kaji dan analisa ulang, dan ternyata besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Karena itu saya pilih untuk di-postkan di blog agar bisa di share pada banyak orang.
Zaman sekarang, bumi telah banyak berevolusi dan mengalami berbagai masalah kompleks di bidang kesehatan, sosial, lingkungan, perekonomian, dan tak ketinggalan juga pendidikan. Para ahli telah melakukan pendekatan teori pendidikan dan beberapa diantara pendekatan tersebut telah dideklarasikan secara mendunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, salah satunya adalah Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan yang telah diumumkan secara internasional di UNESCO. Hal ini belumlah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia, walaupun dalam pendidikan nasional sudah ada mengenai pendidikan berbasis lingkungan, ekonomi, dan sosial. Jadi, program pendidikan pembangunan berkelanjutan belum dilaksanakan di seluruh Indonesia. Barangkali hanya sekolah atau lembaga pendidikan tertentu yang selalu mengikuti perkembangan pendidikan.
Ada pun konsep tentang EfSD (Education for Sustainable Development/Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan), dikemukakan pertama kali oleh Prof. Dr. Hans J. A. Van Ginkel, seorang mantan staf ahli sekjen di United Nation (UN). Ia berkata, kelahiran EfSD dilatarbelakangi oleh keadaan dunia modern yang penuh dengan masalah kompleks yang mengarah kepada chaos (kekacauan). Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan penduduk yang melebihi pertumbuhan sumber daya yang disediakan alam. Peristiwa tersebut menghasilkan perkembangan komunikasi dan transportasi yang melahirkan berbagai masalah di bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Pada hakekatnya, konsep pembangunan berkelanjutan adalah teknik atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa merusak atau mengurangi sumber sedia kebutuhan itu, sehingga sumber sedia itu dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan di masa mendatang. Karena itu, EfSD menanamkan kesadaran dan pemahaman kepada generasi mendatang agar mampu berkontribusi lebih baik dalam pengembangan berkelanjutan di segala aspek kehidupan sehingga tercipta kehidupan selaras di masa sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan menekankan pada 3 aspek yakni, ekonomi, ekologi atau lingkungan, dan sosial. Ketiga aspek ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sebagai contoh, kesehatan masyarakat bergantung kepada kondisi lingkungan yang baik dan sarana kehidupan yang memadai. EfSD lebih besar cakupannya dibanding Pendidikan Lingkungan Hidup, karena tidak hanya melakukan pergerakan di satu bidang, tetapi di semua bidang yang mempengaruhi seluruh siklus kehidupan. Berdasarkan katanya, pembangunan berarti kemampuan untuk mengembangkan sesuatu yang sederhana menjadi kompleks dan lebih baik serta dapat berguna bagi kepentingan umum, sedangkan berkelanjutan adalah pemikiran atau rancangan bagaimana semua pembangunan yang telah dicapai dapat tetap terselenggara di waktu mendatang. Kesimpulannya, EfSD besar peranannya dalam lingkup ruang dan waktu.
EfSD pun memiliki fungsi untuk menanamkan karakter bangsa yang mampu mengembangkan, mengimplementasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berlanjut dengan memperhatikan kondisi ekosistem yang ada. Selain itu, EfSD juga dapat membangun tanggung jawab individu yang baik, sehingga manusia saling menghormati hak-hak orang lain dan alam. Jika keseluruhan fungsi itu berjalan semestinya, maka tercipta kehidupan yang lebih baik, bumi yang nyaman dan aman di masa sekarang dan yang akan datang.
Perlu dibedakan antara pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan dan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Kata yang pertama adalah mengenai pembahasan yang teoritis, sedangkan kata kedua berujung pada pendidikan sebagai upaya untuk mencapai pengembangan yang berkelanjutan (sustainibilitas). EfSD perlu diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat lokal, karena dampak pembangunan berkelanjutan maupun pembangunan tidak berkelanjutan langsung dirasakan oleh masyarakat lokal.
Bagaimana kaitan EfSD dengan pendidikan non formal? Selama ini yang kita tahu bahwa pendidikan non formal (PNF) adalah jalur pendidikan yang terselenggara bagi semua orang (seluruh lapisan masyarakat) sebagai penambah dari pendidikan formal, karena itu PNF tidaklah perlu mengikuti perkembangan pendidikan. Siapa bilang? Pendidikan non formal adalah lembaga pendidikan yang cenderung mengembangkan keterampilan, keahlian, dan kecakapan multi makna yang mampu meningkatkan kualitas hidup peserta didiknya, satu hal yang jarang ditemukan di lembaga pendidikan formal.
PNF dituntut untuk mengikuti setiap perkembangan sistem pendidikan termasuk EfSD. Selayaknya, pendidikan pembangunan berkelanjutan tidak lagi menjadi subjek tambahan, melainkan sudah terintegrasi secara tidak langsung atau alami dalam keseluruhan proses pendidikan itu sendiri.
Dengan adanya EfSD dalam lembaga PNF, diharapkan peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Tujuan akhir dari kecakapan hidup itu sendiri adalah mampu bekerja dan/atau berusaha mandiri dengan memanfaatkan potensi dan peluang lingkungannya untuk meningkatkan mutu kehidupannya dan menjaga kelestarian lingkungannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraaan dan produktivitas hidup masyarakat marginal dapat tercapai dibarengi dengan harmoni sosial dan lingkungan masyarakat.
Cara terbaik untuk menanamkan karakter EfSD adalah dengan memberitahu secara berulang-ulang dengan ceramah, diskusi, seminar dan berbagai percontohan. Namun hambatannya adalah bagaimana PNF dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh pendidikan nasional dan bagaimana PNF dapat melawat seluruh lapisan masyarakat kelas bawah. Langkah utamanya adalah dengan menyerap tenaga pendidik dengan wawasan EfSD yang baik, sehingga tercipta pemahaman yang mengglobal bagi peserta didik
Sumber : www.bpplsp-reg-1.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)